Jumat, 27 April 2012

Sastra dengan Kedekatan Geografis


Suatu malam, aku dan Yoah sedang duduk di pinggiran warung kaki lima. Kami sedang membicarakan karya sastra setelah aku kenyang, karena Yoah sudah makan sebelumnya. Dia tetap bersikeras bahwa Tolstoy dan Pramoedya Ananta Toer lebih keren daripada Arswendo Atmowiloto. Yah, kadang selera kami begitu jauh berbeda. Namun itu yang membuat kami bisa bertahan lama untuk mendiskusikan sesuatu dengan sok berapi-api, yah, namanya juga anak muda. Masa muda adalah masa yang berapi api. Bahkan saking keras kepalanya Yoah, ia tidak peduli jika aku terus menerus mendesaknya membaca Harry Potter atau Laskar Pelangi. Yoah kadang punya seleranya sendiri. Seperti saat kami memilih buku di antara rak-rak perpustakaan. 

Nut: "Psst.... hai!" *berdesis, di sela tumpukan buku. Dia di seberang. Kiranya ini romantis, hahaha, menurutku loh, bertegur sapa dan curi pandang di perpustakaan adalah momen yang klasik sentimentil. 
Yoah: *noleh, lalu kembali sibuk memilah buku. Sangat dingin, sebeku buku kuno.

Nut: "Jadi, kamu mau pinjem apa?" *colekku akhirnya, bergegas menghampirinya dengan tiga buah buku.
Yoah: *menunjukkan novelnya Ahmad Tohari, Ashadi Siregar, dan.. Wiji Thukul?... dengan bangganya.
Nut: "Itu Tukul Arwana? Dia nulis novel juga?"
Yoah: "Iya. Tapi ini buku kumpulan puisi, bukan novel.."
Nut: "Tumbeen..."
Yoah: "Yah, sekali-kalilah baca puisi.." *dengan nada sok bijak.
Nut: -_-" *padahal Yoah tak pernah sekali pun beritikad mulia menulis puisi.

Yoah: "Jadi.. kamu pinjem apa?"
Nut: *menunjukkan novel pertama Hemingway, kumpulan cerpen Kompas, dan novel entah siapa penulisnya. Jujur saja, aku tertarik dengan covernya yang bergambar beruang kutub. (Sudah pernah kubilang? sesekali judge book by cover ya..)
Yoah: "Siapa ini? emang bagus?" *mengamati beruang nungging dengan ekspresi nyinyir. Dia kadang sebelah mata dengan novel-novel kontemporer.
Nut: "Jadi, ngapain kamu minjem novelnya Ahmad Tohari lagi? Bukannya udah baca ya?" *ngelirik novel bercover merah monoton.

Dan butuh semenit buat Yoah yang katanya, daya ingat cukup tinggi, tapi nyatanya kadang kalau ia sangat antusias terhadap suatu hal, jadi sangat aneh.

Yoah: "Oh iya ya.. aku udah baca" *nyengir inosen. Sama halnya dengan mimik mukanya yang ngotot mau beli Musashi dan Naga Bumi sekaligus dari gajinya bulan depan lalu akhirnya berkata, "Oh iya.. ya.. aku masih ada utang.." *inosen

-_-" yap, harap maklum.

Jadi, di warung kaki lima pun Yoah kembali melahirkan ekspresi luar biasa polosnya, mirip gadis desa.

Nut: "Terus menurutmu gimana tulisannya Bang Hadi?" 
Yoah: "Bagus.. ya, masih kayak setting Cintaku di Kampus Biru.. ada Kaliurang, ada UGM... terasa duekaaaaat sekaliiii..." *ekspresi antara terpesona dan polos.
Nut: "Bego! yaiyalah deket banget! Kamu dimana.... Bang Hadi dimana...? orang sama-sama warga UGM!"
Yoah: "Oh iya.. ya.."
Nut: -_-"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar