Minggu, 31 Oktober 2010

ATM oh ATM

Salah satu penyakit terparah di dunia adalah: "pikunan"!
Serius deh \m/ *help meeee!

Beberapa faktor yang menyebabkan seorang-pikun-parah berhasil ditemukan, di antaranya:
1. Tidak fokus
2. Tergesa-gesa / gampang panik
3. Tidak ada space di otaknya

Beberapa bulan yang lalu, aku terjangkit pikun-akut. Seperti bocah ling lung, yang selalu berhasil meninggalkan apa pun di kelas. Lucunya, seringkali ditemukan oleh teman yang sama.

Meggy: "Nut, ini agendamu?"
Nut: "Iyeee... lho, kok di kamu?"
Meggy: "Nut, ini bukumu?"
Nut: "Walah! perasaan udah aku masukin tas lho.."
Meggy: "Nut, aku nemu lagi note, aku buka eh lagi-lagi punyamu kamu.."
Nut: *Nyengir polos bercampur memuja-muja seolah melihat malaikat turun bersayap.

Lalu, akhirnya, sebuah note-baru-garis-garis-keren RAIB.
Nut: "Meg, liat note-ku kagaak?"
Meggy: "Wah kali ini aku ga' nemu Nut..."
Nut: "Hadooooh, dimana yaa?" *mulai frustrasi.

Atau seperti minggu lalu, ditemani temanku, si Yoah, aku berangkat membeli modem di Jogja Tronik. Sok paham, aku angguk-anggukan kepala saat mbak penjual menginstruksikan cara aktivasi modem dan kartunya. Sesampainya di kos: LUPA! --apa yang dikatakan Mbaknya tadi--

Nut: Kowe tadi hapal ora userid yang dibilang Mbaknya?
Yoah: Ora... kowe seeh, kebanyakan makan.
Nut: Susah nih. Aku gaptek sih.
Yoah: Mending Nut, kowe gaptek, aku butek..
Nut: Apaan?
Yoah: Buta teknologi..
Nut: *Siiiiing

Terpaksa kembali ke Jogjatronik, malam-malam yang dingin dan melelahkan. Si Mbak tersenyum, ia berkata, "di kartu ini udah ada Mbak, instruksinya... Nah, nomor yang baru ini yang dimasukin.."
Jadi sesederhana itu dan aku tidak paham maksud mbaknya tadi siang.



Insiden di atas tidak seberapa heboh. Yang menyedihkan saat insiden ATM, mengguncang harinya. Betapa tidak, aku tidak menyangka kebegokan-ku melebihi standar yang berlaku. Jadi singkatnya aku punya dua kartu atm. Sebut saja Bank Beib dan Bank Beop. Bank Beib adalah bank utama penyalur dana finansial mahasiwa begok, sedangkan bank Beop, bank cuma-cuma yang dermawan bagi-bagi uang. Berjalanlah aku ke bank Beop, niat mengecek saldo siapa tahu kaya mendadak.

Masukkan kartu ke mesin atm > kartu ditelen > password dipencet > cek deh!

Namun, kebegokan yang ada kambuh, fokus pada ponsel --sandi ATM Bank Beop disimpan di phone-book--tiga kali isi sandi GAGAL.
What's wrong?
Sudah mulai emosi, menuduh mesin atm Bank Beop payah, mengeluarkan kartu dan.. terpana. *Siiiiing
KARTU YANG DIMUNTAHKAN KEMBALI ADALAH KARTU BANK BEIB!

Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!
Dengan naluri lembut, menyangka telah masukkan ATM yang benar dengan password yang sesuai, akhirnya sukses KARTU DIBLOKIR.
*Makan apa Tuhan habis ini???

Terhuyung-huyung, aku harus kembali menanggung resiko ngurus ATM ke Bank Beib.

Hari pertama: Hampir naik bus ke sana, dompet ketinggalan.
Hari kededua: Capek-capek sampai di depan bank, buku rekening ketinggalan.

Dan semua karena lupa!

*Bertanya-tanya adakah nasabah seidiot ini di Jogja?

Malam-Minggu Super Ga' Jelas

30 Oktober 2010.
Kabar Jogja lain daripada biasanya.

Setelah malam buta diguyur hujan pasir (*tolong semua mbejog ya Allah!!), aku termasuk salah satu penghuni kost yang enggan keluar. Memandang sendu dari luar, genteng rumah-rumah tetangga, pohon, dan langit serba putih abu-abu (*ala musim gugur). Berpikir, akhirnya Jogja berkesempatan menjadi kota mati juga.

Namun ternyata berdiam diri membuat aku tidak betah. Berkonspirasi dengan salah satu mbak kostku, sebut saja Mbak Sup, aku dan dia membulatkan tekad: KITA HARUS KELUAR MALAM-MALAM. --sebenarnya lebih karena terdorong rasa bosan dan ngidam daripada kelaparan--

Kami bergegas memakai tameng, masker dobel syal, setengah mirip Gadis Berkalung Sorban, setengah sisanya kami seperti perserta lari pagi. Memakai training, kaos, dan sandal jepit, siaplah aku bergaya di depan kamarnya. *ujan abu membuat Mbak Sup menyapu kamarnya lebih dari 3x sehari, beralibi kakinya sangat sensitif*

Tujuan pertama mencari makan.
Nut: *ngidam sambal pokoknya.
M.Sup: *ngidam es krim Mcd pokoknya.

Namun warung kaki lima yang menjual sambal super (sebut saja SS), tutup, entah mengapa. Dan alternatif-alternatif yang ada tidak memuaskanku. *Memuaskan Mbak Sup untuk berkesempatan melintasi Rumah Coklat dua kali, hanya sekadar melirik keberadaan-Mr.X-nya.

Lalu pencarian makan kami menjurus ke arah Godean. Setelah melewati Tugu dua kali untuk berputar arah, akhirnya kami sampai ke sebuah warung bertuliskan:

Ayam-Rendang-Panggang

Dan ini inisiatifku, setelah segerombolan orang-tajir keluar dari sana. Ayam Panggang, pasti ada sambalnya toh?

"Pak, masih ada?" tanya Mbak Sup, membuka helmnya.
Sang penjual menatap kami aneh.
"Mau pesan apa Mbak?"
"Ayam.." responku, masuk ke warung.
"Oh, ayamnya habis.. masuk dulu aja Mbak.."

Kami menurut, aku membaca daftar menu dan *Glek!
--------Sate-Babi----------

*Siiiing --wajahku pias, paham mengapa sang bapak menatap aneh, karena kami berdua memakai jilbab---
Aku berbisik untuk mengomando kabur, "psst psst.."
Kami berbalik.. keluar, dan sialnya kakiku sempat basah terkena genangan becek di depan warung *yeiks.


"Arghh! Nut! aku lapaaar! Udah, makan gudeg Tugu aja. Enak kok!"
"Yoo", menyerah, syok dengan kebegokan yang ada. Padahal warung tadi jelas jelas bertuliskan SATE B-2, dan kami berdua luput membacanya.


Gudeg Tugu pun: enak, porsi sedikit.
Merasa ditipu MBak Sup, karena ia tidak ikut makan. "Porsi terlalu.. heee.."nyengir lebar sambil meneguk teh hangat. Saat membayar pun lagi-lagi *Gleks, "Delapan belas ribu Mbak.."

Hoaaah?
Bagaimana mungkin?!! Oh, meen!* Aku menatap Mbak Sup tajam, tatapan membunuh.
Mbak Sup nyengir lebaaaaaaar, "Heee....."
"Grrr... Innocent!" tudingku geram.

Terseret-seret aku keluar dari warung dan Mbak Sup telah bergoyang, "Hayook! cepat ke Mcd, mau pipis niiih!"

Ngebut--padahal rem di bawah standar--kami mencapai Mcd dengan kalap. Segera invasi toilet di atas, antri --mengira di dalam ada orang--, turun lagi, antrian telah panjang di toilet.
Menunggui Mbak Sup sambil melirik cewek seksi, penasaran.

"Huee! toiletnya ga' nyaman" komentar Mbak Sup dengan mimik muka lega.
"Cari aja Mcd seantero Indonesia, tidak ada toiletnya yang lebih nyaman daripada kamar mandi kost kita. Hoho..."
"Eh, aku males minum di sini. Coba rumah coklat yook!"
*Siiiiing
Aku mengangguk, manut, berpura-pura tidak mendapati lirikan mbak-mbak pegawainya.
Kami-ke-Mcd-untuk-Pipis
*Oh, men!!!

Rumah Coklat telah lengang, Mr. X telah pulang, antara kecewa dan senang Mbak Sup meminta buku menu. Kami duduk di meja berpayung, berdua, di luar yang temaram. Hanya tampak beberapa orang, bergerombol, bertiga, ber-geng, dan berdua romantis.
*Siiiiing
Kami berpandangan, kami mirip lesbian aneh.

"Mbak, romantisnyaaa.. sekali-kali jomblo harus liat pemandangan gini nih.."
Mbak Sup menoleh, kami duduk memandang dari balik jendela yang berair, mengaburkan sepasang kekasih yang sedang bersuap-suapan es krim.
"Asyeem.."
"Sekali-kali.. biar kita merasa dianiaya" aku tertawa menambahkan.
"Ya udah ntar kita suap-suapan juga ya.."
*Siiiiiiiiiiiiing
Tubuhku mepet ke kiri, menjauh.
"Lho kenapa? keren kaaaan? suap-suapan. Hm...."
"................" mual.


Pemilihan menu pun berlangsung sangat lama. Mbak Sup mengalami dilema. Sedangkan aku kenyang, namun jika ditraktir memaksa lapar. Kesepakatannya dibuat, Mbak Sup yang sebenarnya menginginkan dua menu berkata akan membayar separoh menuku nanti.

"Mas, triple layered sama tiramisunya ada ga?"
"Saya cek di lemari es dulu ya Mbak.."

Tiramisu adalah kue yang tak terdaftar di buku menu.
*mencurigai-namun-terlanjur-ngidam
Kami berdua makan sangat cepat. Lagipula tiramisu hanya seukuran gelas wine, dengan separoh dilapisi es krim vanilla. Kami tidak seperti nona nona yang lain. Mereka memang berniat *hang-out, terkikik, ber-high heels, bercantik-cantik ria. Kami seperti sepasang alien turun ke bumi, menengok hujan abu.

Transaksi pembayaran terjadi, 34.500 rupiah.
*Gleks!!!!
Tiramisu sekali telan bernilai 18.500 perak.
*Oh meeen! --wajahku memias--
Mbak Sup dengan polos menyelutuk di depan kasir, "Wah, mahal ya..."
*Siiiiiiiiiiiing --menginjak kaki Mbak Sup--

Dan lagi-lagi ia mencoba toiletnya.

"Baru pertama kesini ya Mbak..?"
*Siiiiiiiiiiiiiiing
Pertanyaan tukang parkir membuat kami beku, meretakkan wajah kami, dan menohok ulu hati. Tertusuk tiga pedang sekaligus.
"..........."

Di jalan kami mengumpat-umpat pada langit malam, atas ketidakadilan ini.

"Aku pernah kesana yoooo!"
"Aku jugaaaa!!! Oh, Meeeen...!"
"Tapi kok bilang gitu Paknya...?"
"Aku beri uang parkir.."
"Berapa?"
"Lima ratus perak."
*Siiiiiiiiiiiiiiiing

Kami bergegas ke Mcd lagi, membeli pesanan Mbak kos satunya, yang tadi berkata, "Nut, ice float ya... yang blue itu. Kalo ga' ada orange float yaa."
Sesuai pesanan aku menyebutkan pesanan.
Sang pelayan sangat tidak etis, tertawa, "Ga' ada Mbak menu itu..." ditanyakan pada pegawai satunya, ke satunya lagi, lalu ke manager yang sedari tadi mengawasi di belakang kasir.
*Siiiiiiiiiiiiing
Aku dan Mbak Supa berpandangan, berniat kompak membunuh Mbak Mut sesampainya di kos.
Kami duduk dengan syok, sms.

Ice Blue Float dan Orange Float Tidak Pernah Ada Di Mcd!

Pulang, membawa strawberry bersoda, kami menunduk, satu malam yang luar biasa idiot.

kenapa?

Kenapa adalah pertanyaan krusial.
Jadi aku bertanya kenapa malam ini aku kenapa-napa?
Kenapa aku berniat membuat blog baru padahal ada 6 blog yang terbengkalai?
Kenapa oh kenapa?

Jawabannya ada di kenapa aku harus namakan blog ini mbejog?

Karena aku, mahasiswa-begok-jogja \m/