Minggu, 22 April 2012

Cemilan Baru ala Maaggie


Maag akut membuatku memikirkan ulang konsep gaya hidup yang sehat. Jadi selama ini gaya hidup mahasiswa itu.. err, terpaksa aku bilang; susyah-untuk-sehat. Hidup mahasiswa itu lebih banyak didominasi oleh begayaan begini begono. Maksudku, kadang kita mahasiswa bisa begaya ala aktivis, demo sana sini padahal sih ga paham paham amat sebab muasal tereak tereak kepanasan, lalu begaya sok borjuis, nongkrong di kafe sana sini padahal masih ngutang di angkringan, ada pula begaya jadi mahasiswa intelek, padahal 99% kutipan di makalah hasil dari adopsi langsung di Wikipedia.

Jadi nih ya, aku pun ikut begaya-begayaan sok sehat sok sibuk. Yah jadi nih ya, hahaha, aku begaya jadi filsuf, mikir yang berat-berat, jadi deh begaya sakit maag akut. Jadilah aku kalo ditanya, inginnya sih sangat kalem. Umpama begini:

"Lo kemaren sakit apa?"
"Gastritis"
"Buset, apaan itu?"
"Semacam kontraksi perut"
"Wedeh, lo ngelahirin?"
"Bukan Dodol! itu rasanya menderita MAGH PARAGH"
"Oh.."

Dan itulah mengapa aku tidak lagi sungguh-sungguh simpati pada iklan tahunan tiap Ramadhan yang dibintangi Dedy Mizwar. Promag sumpah-demi-perut tak akan pernah mujarab. Lalu yang paling mengenaskan adalah asupan sambal sangat berkurang drastis. Ibarat cabe naik harganya seribu kali lipat, begitulah aku mengkhianati petani cabe. Aku menjauhinya dan aku diam diam berselingkuh dengan bubur ayam ga' pake kuah. 

Sebenarnya, ini semua demi anakku kelak. Alibi ini selevel alibi tingkat visioner. Maksudku, ayolah, bayangkan saja tiap maag ini kumat, ugh! rasanya hidup dan mati beda tipis. Kau hanya bisa meringis dan berguling guling di kasur tanpa alasan yang jelas. Kau harus menikmati satu persatu napasmu yang sesak dan perutmu yang mengembung keras seperti ikan fugu, dan punggungmu yang rasanya tergilas truk, dan otot perut yang tegang, disertai kram luar biasa. Ini semacam kontraksi, eh. Jadi, kadang aku cemas kalau terlalu banyak kumat, aku tidak akan sempurna merasakan kontraksi saat bersalin kelak. Dan aku tak akan sempurna menjadi seorang ibu yang penuh pengorbanan.

Kadangkala, reaksiku adalah pasrah tak berdaya apa adanya dan bersahaja saat aku harus diculik dan dibawa ke IGD. Tapi percayalah, berkali-kali aku kesana tak pernah aku paham sekali pun mengapa namanya berubah dari UNIT GAWAT DARURAT menjadi INSTALASI GAWAT DARURAT. Maksudku, seni instalasi cukup keren dan memikat, lain halnya dokter yang biasa mengabaikanku di IGD.

Jadi saat terakhir kalinya aku kambuh, whoa! satu-satunya yang dapat menghiburku di ruang IGD adalah pertanyaan khas dokter hampir ke semua pasien di sebelahku, termasuk aku:
"Eeknya gimana?"

Di tengah bermacam-macam keluhan, dokter di rumah sakit rujukanku itu sangat gemar bertanya tentang "eek" dan aku curiga ia punya minat khusus pada benda berharga satu ini.

Dokter: "Eeknya gimana Mbak?"
Nut: "Eh..?"
Dokter: "Normal bentuknya? susah atau gampang?"
Nut: "Eh...?"
Dokter: "Tadi masih sempat eek?"
Nut: "Ehhhhhh.......?"

Dalam kondisi lemas bagai kertas, aku hanya berusaha menghayati sepenuh hati penderitaan perutku, memikirkan para anak gizi buruk di Somalia atau Nigeria atau Zimbabwe sedangkan aku menyia-nyiakan enaknya beras impor. Sedangkan urusan "eek" aku bahkan lupa sama sekali. Dan bagi dokter tersebut, ia bagaikan arkeolog yang menunggu kabar artefak terbaru.

Saat kesehatan mulai membaik aku pun mulai mengatur strategi baru. Maksudku, selama ini oh-please-deh-generasi-ababil, aku seringkali mengabaikan apa itu kecanggihan Google dalam menasehati masalah kesehatan. Aku telusuri artikel-artikel maag dan macam macam terapi serta rintangannya, lalu kudapati bahwa BENGKOANG adalah umbi-umbian super-duper-ajaib.

Sejak saat itu, kudeklarasikan di status facebook cemilan utamaku adalah BENGKOANG

Wahai Mahasiswa setanah air sebangsa sepresiden, khasiat bengkoang selain dapat menjadi rujak manis dan es buah, ia dapat mengurangi asam lambung, mendinginkan perut, menyelamatkan dehidrasi, pengganti karbohidrat skala kecil, memperkuat tulang, melancarkan sembelit, menyukseskan diet, dan yang terpenting KULITMU AKAN SEPUTIH CITRA.

Sekarang pun aku sedang mengudap bengkuang gajah yang lezat dan segar, kraus.. kraus... Anda mau?


P.S: no sambal pedas, no banyak S (santan,soda,saus,es) no banyak MSG, NONONO Mie Instan! ...err, kalo' yogurht masih dipertimbangkan, aku sedang ajuin banding ke Mahkamah Agung. 
Yes abon, yes nasilembek, yes buryam, yes kerupuk, YES BENGKOANG.

kadang saat aku tersiksa dengan pantangan-pantangan ini, aku teringat pada perjuangan Lin Lin mengatasi jerawatnya dengan pantangan belasan kategori makanan. :')






Tidak ada komentar:

Posting Komentar