Kamis, 28 Juli 2011

Sosok Kakak Kampus

Liburan ini ternyata luar biasa tidak terprediksi. Meleset dari semua bayangan ala liburan nut yang biasanya. Maksudku, aku belum jalan-jalan ke tempat keren, kangen-kangenan dengan teman SMA dan SMP, dan The SIMS-ku belum punya anak (*aku sudah merencanakan kehamilan pada sims-ku). Yeah, cukup menggelikan rutinitasku, dan tiba-tiba saja mendadak magang.

URGENT!
Satu kata yang membuatku tersihir, lalu tenggelam di tumpukan berkas, dan lalu ke hiruk pikuk meng-koding surat lamaran kerja manusia-manusia tak dikenal. Waow!

Astaga..! aku menemui banyak fakta yang aneh, kalau ternyata dunia itu sempit. Selebar 3x3 kos sementaraku. Sumpah! yakin deh, aku bertemu alumni SMA-ku, bertemu teman ayahku, bertemu dosen yang dikenal tanteku, dan olala.. bertemu mantan Pimpinan Umum persma di kampusku.

Namanya: Lang-Lang.

Awalnya, Mas Lang-Lang tidak begitu menyeramkan. Meski bertubuh besar, dia baik hati. Maksudku, friendly. Dia tanya-tanya soal kampus.. dan oh yeah, dia sejurusan sama aku. Dan seperti kebegokan yang lainnya, aku tidak tahu menahu selama hidupnya di Jogja bahwa dia anak Komunikasi!

Tapi nyatanya, setelah bergulirnya hari yang padat--sangat padat--akhirnya, mas Lang-Lang bisa leluasa menunjukkan kebesaran tubuhnya.

Oke, ini ambigu.

Tapi bisa kau bayangkan, Nut bertubuh kurus mungil ini (*setidaknya aku curiga, timbangan di kantor rusak), sering kali dianiaya. Dia suka menghantamkan tubuhnya, suka menindih berkas-berkas rekapanku, menginstruksikan satu kalimat yang harus aku karang sevalid mungkin untuk artikel majalah, mengajakku keliling ga' jelas di TVRI hanya karena dia cari kesempatan ke mbak-mbak TVRI. Dan terlebih lagi, berkat tubuhnya yang besar, dia selalu dehidrasi dan merebut gelas minumku.

Oh ya, akhir-akhir ini dia sering praktek kung fu dengan sasaran Nut. Dia juga sudah menyembunyikan sandalku, dan sudah jutaan kali menginjak kakiku (belum termasuk kolonialisasi kursi kantor).
Jadi, dia suka sekali melimpahkan tugas lapangan dan terlebih menjebakku dengan satu vonis, "Kamu kan redaktur.. seharusnya kamu udah paham..."


-____________-" aku berasa di masa orientasi kantor. MOK yang berlangsung cukup hectic.






*are u kidding me?

Jumat, 08 Juli 2011

Komentar ala Adek

Yth. kepada mahasiswi bernama Nut, dengan ingin dinyatakan sedang dicari Paijo dari Al-Akbar.

Itulah potongan sindiran khas adikku, Erja, dan langsung disambut cubitan dariku. Yeah, bagaimana aku bisa menjelaskannya? Erja tukang ahli nyindir, dan dia sekarang SMP kelas dua (artinya = semakin berbakat). Sedangkan aku? mahasiswi begok yang kadang takjub sendiri atas kreatifitas adik-adikku.

Dekat dengan seseorang bukan berarti lantas aku menutup-nutupinya dari saudara. Meski mereka adalah adik-adik, dan aku jarang bertemu, justru pertemuan intens kala liburan ini menyebabkan aku tidak dapat menahan diri untuk tidak "cerita" atau"cuhat pol".

Dan akhirnya, yak.. menuai banyak komentar memojokkan, kadang-kadang sih.

Jir: "Siapa itu Paijo?"

Dia adalah satu-satunya adikku yang belum banyak tahu gosip di rumah. Oh ayolah, aku terlalu membesar-besarkan.

Erja: "Wakakakak, ada deh..." *sambil lari dari cubitan maut.

Jir: "Pacar yo?" 

Erja: "Bukan. Calon bini tepatnya!"

Er.. konfirmasi, aku bukan lesbian. Aku mendambakan calon suami dari ras Adam-laki-laki-tulen.

Nut: "Kalo pacar emang kenapa? kalo nggak emang kenapa?!" *nyolot, dan memang aku belum konferensi pers sama sekali, dan memang sedang tidak terjadi apa-apa.

Jir: "Kalo' pacar ya alhamdullilah, kalo' nggak ya subhanallah."
Nut: Siiiiiiiiiiiiing *ga' nyambung. 
"Kamu udah bosen punya Mas kayak Erja kan Jir?" *ngarep mau ngado Jir kakak ipar baru. :D
Jir: "Ga'. Aku cuma pengen punya keponakan."
Nut: GLEK!
Jir: "Biar bisa diajak berantem, gelut, perang-perangan sama Ain."
Erja: "Iya, ayo kapan-kapan kita bantai Ain lagi. Cyaat!"

Nut: -_____________-"


PS: Kemarin lusa, tiga bersaudara Erja, Jir, dan Ain main perang-perangan hingga tengah malam. Seperti itulah para adik yang dibesarkan dengan bantuan susu formula sapi. 
Sedangkan aku?
Menonton film di laptop bersama Nem yang mewek menyaksikan drama romantis.
See?
ASI lebih menimbulkan efek perasa pada Sang anak.