Jumat, 18 Februari 2011

Telpon Sang Mummy

"Wake up everyone, how can sleep bedtime like this..."

Sambil mendengarkan dendang lembut Jason Mraz, aku teringat kebiasaan ibuku tempo hari yang cukup menganggu namun suka bikin orang cekikikan sendiri jika diingat-ingat. 

Oke, kemampuan ibu cukup payah dalam menggunakan perangkat teknologi komunikasi. Dan prasangka curiga berlebihan suka hinggap di kepala orangtua konvensional. Seperti kecurigaan pulsa untuk menelepon sangat mahal, hingga ia harus berkata sangat cepat, berserta dengan kalimat yang sangat efektif dan efisien.

Terkadang ibu memulai komunikasi jarak jauh interlokal supercanggih ini dengan cukup 'hectic'. Seolah-olah ibu sedang berhadapan langsung dengan yang beliau telepon. Hal ini meskipun seringkali terjadi, kadang cukup menakjubkan saat mendapati suara sang ibu dari radius ratusan kilometer, berteriak nyaring. Membuyarkan semua mimpi.


Mum: "Banguuun! Banguuun! Oi, Banguun! Udah Siang!"
Nut: "Hoaahm.. hm.....?" *menggenapkan ruh yang masih melayang-layang di atas ranjang.
Mum: "HEEEEH! BANGUN... BANGUN!"
Nut: "mmmmm........"
Mum: "Yo opo kabare? wes kerasan tha?" (*gimana kabarnya? udah betah kan?)
Nut: Glek! *mengerjap! kali ini curiga masih terjebak di alam lain. Hello? Oh, Muuuum....! aku sudah semester 3, maksudku, er.... jelaslah, aku BETAH di Jogja! SANGAT BETAH MALAH! Kenapa masih dipertanyakan Tuhaaaannn?
Nut: "ya Mum, ya.. hmm.. betah.. ya.. hmm," *masih terdapat sisa sisa kantuk berat.
Mum: "Oh, laptopnya udah betah ya di Jogja?" *nada polos.
Nut: *Siiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.......................

Jadi, yang dimaksud "betah" adalah laptop ibu yang sengaja aku ungsikan ke Jogja untuk menemani kegundahan hati. God! tidak bisa dipercaya, ibu lebih peduli dengan laptopnya dari mata anak sulungnya yang paling budiman ini.

Mum: "Heee.. ga' kuliah?"
Nut: "Entar jam 12.. hoaaammmh"
Mum: "Ga' sholat subuh ya..?"
Nut: "hmmmmm...." 
Mum: "apa? M?" (*menstruasi .red)
Nut: "hmmm..." *masih menggumam 
Mum: "oke, udah deh tidur lagi sana.."
Klik!
Nut berbalik posisi tidur, tengkurap, tidur lagi.

Lain waktu dengan sangat parah ibu telepon lagi dengan suara nyaring khas suporter lapangan bola.

Mum: "Heee!! Banguuun! Banguuun! udah sholat subuh tha?"
Bibi: "Hah?"
Mum: "iya bangun! ini udah jam berapa?"
Bibi: "jam setengah enam, aku udah sholat tadi.."
Mum: "ga' kuliah?"
Bibi: "Ehhhhhhh?"
Mum: "Halo, Ya? Tia?"
Bibi: "Neeeeeng, iki ITA duduk TIA!" (Kak, ini ITA bukan TIA!)
Mum: "Hehehe..." *innocent
Bibi: Groaaaaaarrr! 

Salah alamat telepon yang sangat menyeramkan, eh?

Hm, setidaknya kemampuan mengetik sms ibu sudah cukup stabil dan mudah dicerna. Ibu bukan kaum alay, tentu, bukan pula kaum ababil. Ibu hanya... yah.. sedikit unik saja. :D

Contoh: kirim sms forward rapat yayasan ke anak-anaknya, dan adik, dan pegawainya.
kirim doa sebelum makan pada bibi, padahal niatnya bukan doa semacam itu.
menyesal harus tidur, meski enggan karena sedang seru-serunya browsing di google, dengan kata kunci yang dicari adalah Adjie Massaid, kolestrol, dan bentuk narative text.
Hm, setidaknya juga harapan dibangunkan suara semerdu Jason Mraz hanyalah khayalan belaka. T_T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar