God, save my beloved city.
Fakta Mr. Who Buta Teknologi Tingkat Parah Stadium Empat.
Didedikasikan pada ke-begok-an hidup, yang kadang semakin tampak idiot sekaligus tampak jenius sesekali. :P Hidup-mahasiswa-begok-Jogja! Yeey! \m/
God, save my beloved city.
Fakta Mr. Who Buta Teknologi Tingkat Parah Stadium Empat.
Lama-lama, wabah 'aneh' pun menyebar secara perlahan namun pasti.... *menyeramkan.
05 November 2010
Parah.
Rasanya tidak ingin meninggalkan kamarku untuk berpindah ke kota lain.
Selalu ada rasa--kecemasan--bahwa aku tidak akan bisa kembali lagi ke kamarku, ke asramaku, ke kota ini.
Karena ini rumahku, rumah bagi mimpi dan napasku.
Firasat.
Menyusup seperti onggokan plastik bekas minum es teh.
Sisa sisa tetesan airnya justru membuat semua terasa resah.
Menelan ketidakpastian, seperti penunggu 'kiamat'.
Jika sekarang kata itu tidak berlebihan.
Pasrah.
Mendapati kota setahun ini mengelabu, bermurung durja.
Aku tak tahu kapan sebaiknya berkata, kapan ini pulih, usai?
Bahwa aku telah terbiasa mencecap lara bertahun-tahun dari bencana.
Bahwa aku tumbuh dari dunia yang tak lagi sama, seperti hatiku, seperti jiwaku.
Pisah.
Meninggalkan kota ini sama saja seperti letakkan separuh hati yang membeku.
Tidak kubawa kembali, tergeletak tidak mau beranjak kemana pun dia.
Aku t’lah jauh-jauh hari merasai ketidakrelaan untuk berpisah.
Pada apa pun di sini,
Namun alam menyukai kesenyapan sekarang.
Mengusir kami, penghuni sementara, jauh-jauh..
Ditemani jiwa-jiwa yang tersisa, dan arwah-arwah yang pulang temui alam
Senyap.
Sebentar lagi menuju arah terbit matahari, mencari kenormalan.
Dan aku takut. Takut.
Aku tak lagi bisa melihat kamarku seperti detik ini.
Aku tak mampu bayangkan warna birunya berlapisi pasir kelabu.
Aku tak ingin,
Semua asing.
Saat kembali mengais sisa-sisa mimpi.
"ini seperti dua sisi koin, untuk berdiam tanpa dapat berbuat apa pun, untuk pergi khianati penghuni rumah yang lain"
4 November
Mendapat telepon dari teman adalah hal yang menyenangkan. Apalagi sahabat sendiri. Tapi ia akan berjam-jam membicarakan satu nama yang sama. Seperti yang kuduga. Fek, Pacar pertamanya. Dan aku sangat memaklumi kenapa ia begitu kasmaran dengan laki-laki satu ini, yang bahkan wajahnya saja masih absurd buatku. Maklum, kami berbeda kota, terpaut ratusan mil, dan banyak gunung berapi. Apalagi si Fek tak sudi membuat facebook. Dan maklum sekali lagi, cowok yang pertama kali dapat menerima apa adanya seorang cewek akan mendapat penghargaan tertinggi di hari-hari si cewek.
Percakapan ala cewek pun terjadi.
Dlot, sahabatku yang satu ini, segera mengeluarkan segera unek-uneknya melalui ponsel yang sengaja aku loudspeaker. Alasan terbaik: aku sedang berminat bersih-bersih kamar. Jadi, seperti ada seseorang yang lain di kamarku, aku bersuara seorang diri sambil menyapu kolong tempat tidur.
Dlot, tipe gadis melankolis masa kini yang super duper suka mendramatisir segala nada ekspresifnya. *sesaat tersadar, aku terkontaminasi dari siapa.
Dlot: “Waaah! Dasar Fek, jelesan! Aku kan sedang asyik dengan matahari-matahari kecilku..!”
Nut: “Kaya’ kamu nggak cemburu aja pas ada cewek tetangga mampir di teras rumah Fek”
Dlot: “Tapi….! Buat apa jeles sama perserta diklat! Ngambekan! Ugh! Udah gitu kalo ngambek dieeeem..”
Nut: “Kaya’ kamu nggak aja…”
Dlot banyak bercerita tentang makrab UKM-nya, tentang backstreetnya, tentang adik-adik perserta makrab yang ia panggil matahari kecil *jadi ada yah matahari besar?
Dlot: “Mereka lucu seeeh, imut-imut. Lagian aku kan cuma ngobrol ma mereka. Uwaaa.. aku dipuji baik lagi. Mampus deh. Ahhh! Dlot nakal! Gyaahahahaha..!”
Nut: *Siiing
Dlot: “Gitu si Fek jeles minta ampun aku digodain adik-adik kecil..”
Nut: *Siing…
Dlot: “Kok jadi kebalik ya? Si Fek marah soalnya aku ga’ gampang jeles…”
Nut: Srek..srek..srek..gubrak..grodak! *suara sapu bentur kolong meja belajar.
Lalu sampailah pada pertanyaan wajib buatku selama tiga minggu terakhir.
Dlot: “Jadi, tanggal 12 aku ulang tahun lhoo!!!”
Nut: Gleks! (*belum siapin kado)
Dlot: “Ga’ usah ngado…! Tukar aja sama tiket berdua ke Bali, si Fek tanya terus tuh!”
Nut: Gleks! (*hadiah kompetisi yang tidak ada jaminan bisa menang mengalahkan 290-an kontestan telah di booking oleh pasangan ga’ jelas di kota seberang)
Dlot: “Kata si Fek, kadonya buat aku ultah diwakilin kamu. Ya.. ya? Ke Bali.. ah, romantisnyaaa..”
Nut: Gleks! *nelan batang sapu.
Dlot: “Tapi tau ga’ Nuuut, pas aku minta serius, janji terima apa pun bentuk kadonya, dia bilang bakal ngelamar aku buat kedua kalinyaaa… Melteeeed, dasar Fek kampret!
Nut: SIING! *antara takjub pada Fek sekaligus pada Dlot yang secara bersamaan kontras meleleh dan mengumpat. (wanita masa kini emang aneh)
Lantas, munculah sesi-tentang-Mr. Epev-dari-Dlot.
Dlot: “anyway, gimana kabar Mr. Epev? Masih idup?” *nada sarkatis
Nut: “He..he.. entahlah, iya kali..”
Dlot: “Ugh, tidak adakah insiden lagi? Cerita kek yang seru-seru!”
Nut : Gleks!
Dlot: “Ah, Nut..! ngarep kamu cerita apa kek, ada insiden apa kek! Yang menantang dan sensasional..”
Nut: “Mbok pikir ga’ capek apa dapet insiden mulu.. yeee, dasar mau lu!”
Dlot: “Hehe..” *nyengir berdosa karena telah membayangkan sahabatnya beradegan di film thriller.
Selanjutnya, setelah diselingi kembali ke topik-kemana-Dlot-libur-Idul-Adha, kembali lagilah Dlot ke pertanyaan semula.
Dlot: “Jadi, kabar dia gimana?”
Nut: “Zzzzz… kangen po?” *agak surprise, biasanya dia bakal niat nimpuk kalo aku yang sebutkan topik Mr. Epev.
Dlot: “Soalnya, aku baru ingat, ada matahari kecil yang miriiiiiiiiiiip banget sama dia! Kita udah akrab, ihhh, anaknya manisss… pantes kamu terkepret-kepret sama si Epev. Tak kusangka, memandangnya tiap hari pas makrab jadi mabok..”
Nut: “.......-___-……”
Dlot: “Serius mirip, tapi tubuhnya kaya si Mr. Zip”
Nut: “Arghh!!!” *tidak bisa bayangkan dua orang yang berbeda yang pernah bersejarah dalam kehidupan sentralnya, disatukan dalam satu sosok.
Dlot: “Si Fek pun bilang mirip, Ing ing eng.. waktu aku tunjukin fb si Epev. Pantes kamu seneeeng…”
Nut: “Arggh! Ga’ terima! Ga' mau disama-samain, apalagi dicampur-campurin sosoknya!”
Dlot: “Yee! Serius! Perlu aku mintain tanda tangan anak UKM biar kamu percaya?”
Nut: *Siiiing…! (Petisi-irasional-untuk-galang-persetujuan-wajah-mirip-sapa)
Dlot: “Huwaaa! Sudahlah, pokoknya manis! Ih, bahkan aku nemu nama masjid yang sama dengan si Epev. Ck, ck, ck.. pokoknya di makrab maren banyak yang mirip. Ada yang mirip temannya temanku, saudaranya temanku, mantan mantannya temanku…”
Nut: *Takjub-tapi-tetap-tidak-terima
Dlot: “Aku juga bilang pada adeknya kalo dia mirip seseorang. Ya ampyuuun! Aku bilang aku berhasrat nimpuk dia pake kamus!"
Nut: *menyangsikan karakter lemah lembut si melankolis.
Dlot: “Ah, ngantuk nih.. huaa! Tidur yak? 1..2..3..”
Klik!
---Beginilah percakapan via ponsel malam hari---
1 November 2010
Hari ini di kosku telah terjadi semacam kreativitas tidak terduga. Maksudku, sesuatu yang kreatif ala anak kos lambat laun menular dan mengontaminasi kamar per kamar. Jadi tema hari ini: TAROT.
T= tarian
A= anak
R= rubah
O= over
T= telanjang
Bukan, bukan.. jangan mengimajinasikan ada tarian striptease rubah telanjang di kos. Yang benar saja.. maksudku, lereng gunung Merapi tidak akan sampai membuat hewan-hewabnya berlari ke jalan Kaliurang km 5. Lagipula, mana ada rubah yang memakai baju?
Jadi, tarot, ya, tarot bukan parrot, atau jarot (*nama bapak temen), merupakan kartu-kartu bergambar yang difungsikan untuk memprediksi sesuatu berkaitan dengan seseorang. Aku tekankan, "prediksi", ini bukan acara ramal-meramal tanpa dasar ilmiah. Maksudku, hello? mahasiswa psikologi pun tahu, tarot di luar negeri yang modern telah menjadi salah satu media konseling yang bagus.
Maksudku gini deh, saat kamu mengocok kartu tarot, jika kamu konsentrasi, kamu bisa berharap alam bawah sadarmu akan membantumu, mengeluarkan kartu-kartu sebagai simbol yang tengah kamu hadapi. Jika benar, mungkin, ada campur tangan sugesti. Jika salah, katakan, kamu kurang fokus, si pembaca salah tafsir simbol, dan memang kamu kurang beruntung, Tuhan tidak berkehendak kamu intip alam lainmu.
Salah atau benar hasil dari tarot, lupakan, jangan terlalu dipikirkan. Tapi jangan tertawai lantas acuhkan, intropeksi diri dari simbol apa pun yang keluar adalah jalan yang bijak. Mencoba mengenali diri lebih jujur, dan menduga-duga sebab-akibat setiap apa yang kita perbuat untuk tetap waspada.
Awalnya, aku juga merupakan salah satu masyarakat awam yang menganggap tarot is freak. Maksudku, tarot identik dengan ilmu hitam, magis, dan klenik. Lucunya, tarot pun tidak sengaja aku kenal saat tetangga sebelah memiliki majalah remaja berbonus tarot. Jadi persebarannya sebagai berikut:
a. Mbak Ris: punya majalah berbonus artikel tarot edisi cinta > kreatif, repot-repot motongin karton untuk tarot tidak bergambar > hanya berupa Arcana Minor (tarot inti, 22 lembar)
b. Nut: iseng pinjam tarot eksklusif tetangga > penasaran belajar lebih lanjut > liburan, menghadang teman lama > seret ke ATM lalu toko buku > balik ke Jogja dengan satu set tarot bertemakan nusantara lengkap dengan penjelasan seorang psikolog di dalamnya > mendapat banyak klien antik --yang kadang ia merasa begok sendiri membaca banyak simbol dari 79 kartu-- membaca sambil buka buku kamusnya.
c. Mbak Pu: telah sedikit banyak mempelajari palmistry > penasaran lihat Nut bacain tarot seperti konferensi dadakan, apalagi saat puting beliung melanda > beli tarot yang sama > praktekkan ke tetangga tetangga terdekat.
d. Mbak Mut: sangat kreatif hari ini > mencetuskan ide grup Madam Pu di fb > meng-invite satu persatu teman kos dan teman di luar kos.
e. Mbak Sup: nyengir lebaaaaaar > ikut memeriahkan grup > menjadi partner dari penggagas grup sekaligus admin.
Jadi terbengong-bengong ria menghadapi ulah Mbak Mut dan Mbak Sup, mondar mandir di sepanjang dua koridor, menghebohkan dengan grup aneh mereka MADAM PU FANS CLUB.
Dan aku--merasa bersyukur tidak menjadi Madam Kedua--hanya bisa geleng-geleng kepala, melaporkan untuk malam ini dari TKP:
a. Member grup telah mencapai 52 korban.
b. Komentar-komentar membuat inbox penuh dengan notifications.
c. Yang diundang tidak hanya penghuni kos, namun juga Mr.z, Mr.g, Mr. dan Mr. yang mungkin salah satu gebetan dari mbak Pu, mbak Mut atau mbak Sup.
d. Telah resmi membuka event perdana:
Membacakan kartu tarot secara online dan live
Time Saturday, November 6 · 7:30pm - 9:30pm
Location @asrama putri primasari, jakal km5
Created By madam Pu fans club, Mut Purbosari
More Info read your tarot card about life, career, love and client realtionship with their lover or others.
Dengan 7 attending sementara ini. Inilah dialog begok di ruang tengah membasa isu sensasional tersebut:
Nut: "Serius? udah bikin event?"
M. Sup: "Ho-oh, 7 attending yoo"
Nut: "argh!! gimana mungkin?"
M. Mut: "Mungkin doong, siapa yang ga' ngefans ma madam Pu" *melirik si calon madam yang terdiam melipat tangan.
M. Pu: "aku ga' bisa yoo besok itu, mau anterin bapakku" *memasang muka cool.
M. Mut: "Seriuuss? lha trus piye undangan kita?"
M. Sup: "kan ada cadangan.. madam. Si Nut itu buat apa?" *nyengir innocent.
Nut: *Siiiiinggg (Berniat kabur entah kemana malam minggu besok)
M. Pu: xixixixixixi *tertawa licik.
M. Peb: emang sape aje yang udah gabung?" *menyelutuk dalam penderitaan sementara vakum online.
M. Mut: aku, si Sup, si El, si Jul... *menyebutkan tetangga sendiri.
Nut, M.Pu, dan M.Peb: *ngakak sampai keselek bakwan buatan Mbak Mut.
Lalu aku bergegas masuk kamar, disusul kolonisasi M. Pu, M. Sup, M. Mut. Dan inilah dialog sesi begok kedua:
M. Pu: "waaah, asyem tenan, iki ora resmi. Tanpa pemberitahuanku. Ternyata kalian...ck,ck,ck,ck"
M. Mut: "Hahahaha.. piye Pu? keren kan? *bangga sekali sebagai admin.
M. Sup: "waah, liat tuh si Pit (*teman dekat mereka), dia udah kaya' asisten madam Pu, baca deh.. haha, tadi bajak laptopnya Mut juga,
Sup: iki kartu opo iki??
11 hours ago · Like
Pit: circle of life, untuk keterangan lebih lanjut ada member khusus yg bisa menerangkan
11 hours ago · Like
Hahahahahha..... *mbak Sup baca sambil ngakak lebaaar.
Madam Pu hanya bisa menarik napas, sabar. Apalagi saat baca event yang telah dibuat untuknya.
M. Pu: "eh, sebenarnya ini yang madam si Nut, bukan aku..."
Nut: "ah, tidaaaak...." *merendahkan suara
M. Mut: "kowe iki wes EXPERT lho Pu.."
M. Sup: *mengangguk meyakinkan, "ho-oh, si Nut kan ga' tiap hari. Lha kowe 24 jam, bangun tidur, mau tidur, mau makan narooot dulu.
Nut: "Huaaa! udah banyak ya kliennya?"
M.Pu: "yo iku, mung loro thok, Mut ma Sup aja...aku sampe pegel, cowok pertama, kedua, ketiga, keempat, belum lagi satu cowok dua-tiga kali ditarot."
Nut: *SIIIIIIIIIIIIING
Mengingat-ingat pada suatu malam, meja ruang tengah penuh dengan tarot. Mbak Sup memang parah, KLIEN TERPARAH SEDUNIA, ia akan senang hati minta ditarot berkali kali dengan formasi lima, yang menggambarkan hubungan dengan seseorang. Mulai dari gebetan, teman baik, tetangga kos, hingga ibu bapak, sampai akhirnya hubungan dia dengan si penarot.
M.Sup: "Wuaaaaaaaaa! ini sapa neeh? kok bisa jadi member?" *menunjuk layar LCD, histeris.
M. Mut: Lha, kowe yo yang bantu add. sopo jal?"
M. Sup: "Bulekkuuu!!!! (*tante)
M. Pu: "Hah? kok bisa?"
M. Sup: "Ga' tau.. sapa lagi itu, nick-Riri-Lima-Aja itu bulekku... hoooo, padahal rumahnya di Gresik, ngapain attending event kita!!!"
Kami bertiga: *SIIIIIIIING --menatap dengan tatapan membunuh--
M. Sup: "Whoaaa!!! ini juga! sapa ini Astri?"
M.Pu: "Lha yo mbuh? cek mutual prennya" *meng-klik profil undangan ilegal. "Wah, mutual-nya kowe Sup, penipu!
M.Sup: "Heee... iku aku salah add yoo, maunya invite si Astrid jadi Astri. Hehe..." *nyengir innocent.
Kami bertiga sekali lagi: *Siiiing
Dan pembicaraan pun harus terhenti, tiba-tiba, seperti erupsi Merapi, Mbak. Sup keluarkan gas beracun, ledakan eksplosif, kontaminasi kamar Nut-yang-tumben-cute.
"ARGHHH!!! KABUUUR!"
Yang kentut pun ikut melesat keluar seperti crayon sinchan, hanya madam Pu yang bertahan di dalam kamar. Sempat-sempatnya Mbak Sup menutup pintu, mengunci dari luar.
*Mbak Pu adalah orang terbijak menghadapi kentutan maut seduniaaa...
*Terlepas dari apa yang sudah dilahap mbak Sup: WRP dingin, 6 bakwan, 5 perkedel tahu, setengah kotak biskuit, lotek, dan mungkin jus dan semangkok nasi.
Apakah grup ini meluas dan menjadi tersohor di Sunmor? (*pasar minggu UGM)
Apa event akan sukses gila?
Nantikan episode berikutnya, xixixixixixixi :D