Huft. Aku agak iba dengan temanku yang satu ini. Yoah, iya, Yoah, merasa dirinya tidak lucu lagi. Bahkan dengan juteknya dia menolak mengeksplorasi humornya kali ini.
Nut: "hm.. Yoah, ada yang lucu ga' buat ditulis?"
Yoah: "Gak!"
Nut: :<<<< *manyun seperti ikan mujaer.
Padahal, aku masih ingat kemarin-kemarin, saat aku sangat amat merasa tertekan oleh salah satu faktor despresi (baca posting judulnya desperado deh*), dia, ya, Yoah maksudku, ajaibnya! masih bisa membuatku tertawa setelah meratap.
Jadi, hindarilah seorang mahasiswi begok yang sedang depresi atau kau akan menyesal jika tidak mempunyai cadangan mental yang cukup. Karena Yoah sudah membuktikannya, tapi ia terlalu kebal oleh faktor kegilaan apa pun--kecuali, sst... sstt.. jiwa melankolis terselubungnya sih.
Hm, jadi begini.. pada suatu malam, hiduplah seorang gadis bermata bengkak dan ber-ingus deras karena rintangan hidup malang melintang. Ia duduk, menunduk, mirip zombie, dan tak bersuara apa pun.
Yoah: "mau keluar kemana?"
Nut: "........."
Yoah: *menunduk, memandang dengan senyum-senyum lugu dan dengan ekspresi luar biasa innocent.
Nut: ".........."
Yoah: *tetap memraktekkan salah satu jurus ampuhnya."
Nut: "hm..." *mulai menahan tawa.
Yoah: *masih memandang tak berkedip.
Nut: *Argghhh "hahahaha... mukamu idiot!"
Yeah, dia berhasil membuka celah tertawa meski aku sebenarnya sama sekali tidak ikhlas. Jadilah kami keluar dan di perempatan jalan terpampang billboard rokok dengan tulisan gede-gede: "GUE BAKAL TERUS CIPTAIN MAHAKARYA! KALO' LO GIMANA?"
Nut: *mencibir. "Bodoh! mana bisa ciptain mahakarya kalo tanpa pengakuan. Yang beri predikat 'maha' bukan kita sendiri tapi orang lain, bukan pembuat karya!"
Yoah: "merasa tersindir ya?"
Tuk! *sundul kepala Yoah.
Yoah: "mau apa?"
Nut: "yogurt"
Yoah: "eh? beli dimana?"
Nut: "yogurt!"
Yoah: "ehh??"
Nut: "yogurt! pokoknya mau yogurrrrrrrrttt!!!" *memekik histeris di tengah jalan.
Yoah: "oke.. oke.."
Karena kios yogurt yang dituju tutup, berangkatlah kami ke sebuah mall. Yoah berniat parkir di basement, tapi mendadak seorang satpam menghadang.
satpam: "mau apa mas?"
Yoah: "eh..?"
Nut: *menggerutu dalam hati, grumbly grumbly grumbly grumbly
satpam: "sepuluh menit lagi tutup Mas!"
Yoah: "yah..." *nada sok kecewa, menoleh ke belakang dengan santun, meminta pertimbangan. "gimana, Nut? masih mau ke dalam?"
Nut: *tatapan sinar laser, "yogurt..." desisnya horor.
Yoah: "hokeh.. hokeh..." *dilema antara tatapan teman dan satpam.
"mau belanja Pak.." izin yang sama sekali tidak penting ke satpam.
Nut: "keluar...." nada tertekan.
Dan idiotnya, Yoah dengan kecerdasan spasial tinggi bisa juga tersesat di basement, bingung dengan rute jalan keluar. Ini membuat efek naik darah semakin meningkat.
Setelah parkir di luar, aku segera beranjak masuk ke dalam Mall yang sudah mulai hening. Gerai gerai toko mulai bertutupan.
Nut: "Jam berapa sekarang?"
Yoah: "sembilan kurang seperempat."
Nut: "Anjrit! Mall apa rumah pingitan sih ini? bisa-bisanya tutup jam 9! jam tidur bayi! Gitu diusir sama satpam brengsek lagi. Emang dia yang punya mall apa, hah?!!!"
Yoah: "....................." *diam lebih aman, dan diam-diam bergidik seram.
Aku berlari menaiki eskalator, menuju sasaran, kios yogurt sweetberry. Beruntung, mereka belum benar-benar tutup.
Nut: "Mbak, yogurt plainnya satu!"
Mbaknya: "Err.. habis mbak yang plain, tinggal yang greentea.."
Nut: "Habis???!! kok bisa???!!!" *sangkalan yang luar biasa idiot khas mbejog.
Mbaknya: "Eh.... emang habis Mbak.."
Yoah: *berjarak radius dua meter, berwajah penuh dengan kecemasan.
Nut: "Ya sudah, satu Mbak, greentea ga' pake topping, eh pake nata deh!"
Sebenarnya, kios itu manis sekali. Dengan bangku bangku pink dan baby blue yang menyentuh hati para remaja romantis. Itu jika dilanda hawa kasmaran, kalo yang depresi... siap siap saja jauhkan diri dari objek berat.
Aku naik lagi ke eskalator, meninggalkan bangku bangku yogurt so sweet. Setengah berlari. Tujuan selanjutnya: arena bermain anak-anak.
Nut: "Mbak beli koin.."
Mbaknya: "Maaf, udah jam 9.. sudah tutup Mbak.."
Nut: *blukutuk blukutuk, mulai hipertensi.
Yoah: "Beneran Mbak ga' bisa? bentar aja..."
Nut: "5 menit!" *tatapan garang yang dapat membakar emosi jiwa.
Mbaknya: "eh...?"
Nut: "PLIS MBAK!" *ini seperti permohonan setengah maksa antara hidup dan mati.
Mbaknya: "emang mau main apa ya Mbak?"
Nut: "Itu lhooo Mbak!' *menunjuk sebuah mesin main. "PUKUL-PUKULAN!"
Mbaknya: *Glek!
Setelah mendapat koin aku segera berlari kke mesin tersebut, memasukkan koin dan langsung memukul keras keras dengan sepenuh emosi.
Dug!
Mesin julurin selembar tiket.
Nut: "Arghh! dasar brengsek! pelit!"
Aku beralih ke mesin permainan masukkan bola dalam silinder plastik yang berputar. Masukkan koin dan Bruak!!!!!
Kelewat ambisi dan emosi menyebabkan bola justru meloncat dan terpental dan tergeletak di tengah poros roda tabung. Memacetkan mesin.
Nut: "Gyaaaaaah! mesin resek!"
Yoah: "Hoaaaaaa..!" *takjub.
Nut: "Mana sih masnya?"
Seorang mas-mas teknisi kebetulan lewat, aku segera memanggilnya. Ia memeriksa lalu bergegas ambil kunci mesin. Dengan tidak sabar, aku melempar mantel, tas, dan yogurt ke Yoah.
Nut: "tolong pegang!"
Yoah: "Eh...?"
Nut: "Aku mau main yang lain, kalo masnya kesini bilang kamu yang buat mesinnya rusak!"
Yoah: *Glek! --teraniaya tingkat tinggi--
Setelah puas menghabiskan enam koin dalam sekejap dan terakhir terengah engah masukkan bola basket dalam ring, aku melenggang santai turun ke lantai dasar. Tiap turun eskalator aku duduk duduk di tangga yang berjalan sambil menggigiti sendok yogurt.
Di luar, kami berdua menyelonjorkan kaki, dan aku masih terus berkutat dengan yogurt. Puas. sekarang tersenyum-senyum sendiri.
Nut: "Huaaaaa! senengnya.. yogurtnya dingin, asam, bikin tenaaaaaaaaaaaaaang!"
Yoah yang penggila manis tidak setuju tapi tidak berani protes.
Nut: *tiba-tiba menoleh, terkejut. "Hei! kamu nggak takut apa punya teman gila?"
Yoah: "Nggak! kamu ga' gila kok." *jawaban sangat kalem.
Nut: "sejam yang lalu meratap sejam kemudian senyum-senyum sendiri, kamu ga' takut apa? hiiiii....!"
Yoah: "coba pukul aku sampai berdarah!"
Nut: "Ga' mau..!"
Yoah: "Coba kalo' kamu gila pukul aku, nih!" *sodorin lengan.
Nut: "ITU BUKAN GILA TAUK! TAPI PSIKOPAT!"
Yoah: *terbahak bahak.
Nut: "Eh?"
Yoah: "Masa' gila bisa bedain mana yang psikopat mana yang enggak?"
Nut: *iya ya... "Huh! dasar idiot!"
Yoah: "Tuuuuuuuuh kan! bisa ngatain aku idiot, berarti kamu belum gila weeek!"
Nut: "-_______________-"
Dan malam itu berakhir dengan seorang gadis depan mall nyanyi kencang-kencang, "Yoah buang sampah sembarangan, Yoah buang sampah sembarangan.... mahasiswa buang sampah sembarangan... ga' tahu malu...!"
Yang membuat tersangka dipelototin satpam dan memungut kembali sampah cup yogurt serta memasukkannya dalam tas dengan penuh kesabaran.
PS: Kalo dipikir pikir cukup aneh sih aku selera makan yogurt. Maksudku bentuknya selalu menyerupai pup yang sering terdapat di komik Crayon Sinchan. Tapi pelampiasan paling baik tak selalu coklat dan sambal.