Tahun baru itu... menyenangkan. Tapi tentu saja, aku pernah melewatkan tahun baru yang menyedihkan. Bisa kau bayangkan, bagaimana merananya malam tahun baru 2009, saat aku habiskan malam sendirian di loteng rumah.
Poor me, kala itu penuh dengan tekanan, menjelang tes tes ujian masuk, dan keruwetan lainnya. Aku hanya sudi untuk membuka laptop, menulis diary, menunggui ponsel berharap seorang pemuda online, nyatanya, ia sedang seru-serunya menghadiri pesta ultah teman. Dan aku iri setengah mati, nyaris gantung diri. Oke, sarkasme.
Nyentriknya sih, aku menghadap jemuran, melihat sesekali kembang api sederhana, mendengar dari jalan raya knalpot-knalpot yang mengharu biru, termenung.. sesekali suara tawa orang mabuk terdengar sambil putar lagu dang dut membahana, oke--layaknya jalan mereka sendiri, desa mereka mandiri.
Dan aku mirip seorang bintang video klip. Entah lagunya apa.
Yang jelas waktu itu aku berdoa semoga mereka yang sedang mabuk keracunan Nyambik yang sengaja mereka goreng crispy. Kamu tahu nyambik? sebutan untuk anak buaya. Entah beli dimana. Kurasa Carrefour atau Superindo tidak menjualnya.
Lalu pernah juga tahun baru yang horror. Aku lupa tepatnya, 2007 atau 2008. Saat itu aku dan Dad, terpaksa berjejalan di alun-alun kota yang padat. Hiruk pikuk sih, ditambah orang senewen membakar knalpotnya. Percaya atau tidak, di tengah keidiotanku merekam suasana tahun baru, hanya semacam letupan dan desingan kembang api di langit, tanpa sengaja aku merekam suara dari alam lain.
Hiii.. merinding. --ini aku posting tengah malam--
Saat aku putar ulang di rumah, ada suara lain yang tidak lazim. Suara cambukan-lecutan, tapak kaki kuda, dan orang-orang tanpa wujud memekik kesakitan. Ada suara menyebut-nyebut Allah. Dan oke.. aku sukses bikin teman-teman cewek menjerit ketakutan di kelas.
Tahun baru 2011 pun cukup menyegarkan otak. Menghabiskan waktu di pantai bersama teman-teman. Ikut menikmati bakaran ikan gratis, hasil lobby seseorang, dan aku, berempat dengan teman selatar pendidikan, duduk lesehan keroyokan pada satu nampan. Makan nasi ikan bakar. Dilanjutkan sholawatan --serius-- nyanyi-nyanyi ga' jelas, makan jagung bakar, dan bermain ombak.
Hal yang paling menyeramkan di awal tahun baru 2011: tatapan tajam seorang teman. Ia merasa perlu mengikat kakiku dengan tali tambang saat ia sholat, agar aku tidak lenyap dari pandangan. Padahal, aku hanya.. yah, semacam jalan-jalan sendiri, ngobrol dengan ibu penjual ikan, nelayan bernama Panimin yang habis melaut dengan orang Jepang, juga seorang tengkulak ikan dari Semarang. Kau tahu kan? Sejenis sosialisasi dengan penduduk setempat. Dan tanpa sadar, teman-temanku telah mengawasi dari radius lima meter dengan tatapan mengiris kornea.
Hal yang paling menyenangkan pun saat aku dapat menggambar Raja Kentang, setelah sebelumnya menggambar bulatan bayi kentang dan bayi kentang sedang menangis. :)
Sarapan pertama di tahun 2011 pun luar biasa istimewa: nasi pincuk dengan telor dan sayur pare yang pahit.
Ini pose yang akan menjadi trend 2011, 'Nut on Wave'
wong papate sopo nat? ihiiii... ihii....
BalasHapuspower rangers
BalasHapus