Sebenarnya, dorongan kuat posting malam ini adalah karena penungguan. Maksudku, yeah, modem lagi in slow motion, dan gosip tentang Sheila Marcia yang hamil untuk keduanya kalinya tidak tayang-tayang di screen laptop. Oke, nggak banget deh malam ini.
Tapi terlepas dari pandangan semena-mena kalian tentang--Ya ampuun betapa nganggurnya Mbejog malam ini? (ngaku deh!)--banyak agenda yang nunggu untuk diselesaikan.
Misalnya: agenda terdekat = ambil laundry. Lalu disusul garap paper sebejibun, baca buku-buku pinjaman, selesein tulisan, review buku, dan apa pun lah yang kesannya, kuharap sedikit lebih intelek di semester lima ini... -------
----Apa daya? menjadi mahasiswi semester lima seakan akan memasuki usia 40 tahun. Maksudku, berasa tua hanya karena berhasil menyelesaikan separoh target masa kuliah dengan sehat wal afiat.
Meski yah.. berasa tua ini tidak berkorelasi dengan kepedulian senioritas yang acap kali membumi di lingkungan kampus--well, aku sama sekali tidak mengenal dan tidak ingin tahu angkatan 2011--setidaknya aku tertarik pada kelas internasional yang SELAMAT dibuka untuk yang RAWAN TIDAK SELAMAT.
Rawan tidak selamat ini adalah KAMI--kami yang merasa agak well, kesusahan untuk memahami bahasa asing. Dan malangnya, inilah semester percobaan di jurusan Ilmu Komunikasi. Sehingga, program kelas internasional akan ditutup tahun depan jika hasil studi kami buruk. Jadi kesimpulannya: aku dan "kami" adalah kelinci percobaan.
Ya, kelinci putih yang tertarik mengapa seorang cowok bule Prancis menyukai memakai pashmina pink dan scarf merah menyala di kelas Komunikasi Antar Budaya?
Dan berkali-kali dosenku, senang sekali membagi tradisi Indonesia-yang-kelewat-oh-ayolaah kepada bule-bule di kelas, seperti: penggunaan Insya Allah, yang kerap dibelokkan artinya menjadi "Sik, tak pikirke sik.. ketoke aku males.." oleh masyarakat Indonesia.
Aku menghitung berapa kali dosenku menanyakan hal yang sama, do you know Insya Allah? dan sampai akhirnya si bule pun membagikan informasi bahwa di Prancis juga ada semacam istilah seperti itu dengan tulisan Inch Allah.
Oke, dalam kasus ini aku menolak keras pertukaran informasi makna kontekstual Insya Allah dalam kelas Interculture and Cross culture Communication. Karena: 1. aku sebagai WNI kemungkinan kecil menggunakan kata Insya Allah pada mereka, para bule. 2. Maher Zein dengan lagunya berjudul Insha Allah telah cukup dikenal di Eropa. dan 3. Isu kontemporer jauh lebih menarik untuk dibicarakan DIULANG-ULANG sampai mual. Contoh fenomena terkini adalah: Alhamdulillah yah.. sesuatu banget!
Lebih seru lagi jika di kelas, presentasi pembuka bukan dengan disuguhi oleh seabrek teori tapi dengan cuplikan wawancara Syahrini dan cincin-cincin keramatnya. Topik pengaruh gaya bicara selebritis Indonesia atau dunia mungkin akan menjadi suatu pencerahan di kelas berdurasi dua setengah jam.
Do you know Syahrini? Alhamdulillah yeah... very something! :D
.....
Very something error in this country
......
like me
.....
PS: er.. betewe, gosip Sheila Marcia masih loading juga. Grrr !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar