Salah satu penyakit terparah di dunia adalah: "pikunan"!
Serius deh \m/ *help meeee!
Beberapa faktor yang menyebabkan seorang-pikun-parah berhasil ditemukan, di antaranya:
1. Tidak fokus
2. Tergesa-gesa / gampang panik
3. Tidak ada space di otaknya
Beberapa bulan yang lalu, aku terjangkit pikun-akut. Seperti bocah ling lung, yang selalu berhasil meninggalkan apa pun di kelas. Lucunya, seringkali ditemukan oleh teman yang sama.
Meggy: "Nut, ini agendamu?"
Nut: "Iyeee... lho, kok di kamu?"
Meggy: "Nut, ini bukumu?"
Nut: "Walah! perasaan udah aku masukin tas lho.."
Meggy: "Nut, aku nemu lagi note, aku buka eh lagi-lagi punyamu kamu.."
Nut: *Nyengir polos bercampur memuja-muja seolah melihat malaikat turun bersayap.
Lalu, akhirnya, sebuah note-baru-garis-garis-keren RAIB.
Nut: "Meg, liat note-ku kagaak?"
Meggy: "Wah kali ini aku ga' nemu Nut..."
Nut: "Hadooooh, dimana yaa?" *mulai frustrasi.
Atau seperti minggu lalu, ditemani temanku, si Yoah, aku berangkat membeli modem di Jogja Tronik. Sok paham, aku angguk-anggukan kepala saat mbak penjual menginstruksikan cara aktivasi modem dan kartunya. Sesampainya di kos: LUPA! --apa yang dikatakan Mbaknya tadi--
Nut: Kowe tadi hapal ora userid yang dibilang Mbaknya?
Yoah: Ora... kowe seeh, kebanyakan makan.
Nut: Susah nih. Aku gaptek sih.
Yoah: Mending Nut, kowe gaptek, aku butek..
Nut: Apaan?
Yoah: Buta teknologi..
Nut: *Siiiiing
Terpaksa kembali ke Jogjatronik, malam-malam yang dingin dan melelahkan. Si Mbak tersenyum, ia berkata, "di kartu ini udah ada Mbak, instruksinya... Nah, nomor yang baru ini yang dimasukin.."
Jadi sesederhana itu dan aku tidak paham maksud mbaknya tadi siang.
Insiden di atas tidak seberapa heboh. Yang menyedihkan saat insiden ATM, mengguncang harinya. Betapa tidak, aku tidak menyangka kebegokan-ku melebihi standar yang berlaku. Jadi singkatnya aku punya dua kartu atm. Sebut saja Bank Beib dan Bank Beop. Bank Beib adalah bank utama penyalur dana finansial mahasiwa begok, sedangkan bank Beop, bank cuma-cuma yang dermawan bagi-bagi uang. Berjalanlah aku ke bank Beop, niat mengecek saldo siapa tahu kaya mendadak.
Masukkan kartu ke mesin atm > kartu ditelen > password dipencet > cek deh!
Namun, kebegokan yang ada kambuh, fokus pada ponsel --sandi ATM Bank Beop disimpan di phone-book--tiga kali isi sandi GAGAL.
What's wrong?
Sudah mulai emosi, menuduh mesin atm Bank Beop payah, mengeluarkan kartu dan.. terpana. *Siiiiing
KARTU YANG DIMUNTAHKAN KEMBALI ADALAH KARTU BANK BEIB!
Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!
Dengan naluri lembut, menyangka telah masukkan ATM yang benar dengan password yang sesuai, akhirnya sukses KARTU DIBLOKIR.
*Makan apa Tuhan habis ini???
Terhuyung-huyung, aku harus kembali menanggung resiko ngurus ATM ke Bank Beib.
Hari pertama: Hampir naik bus ke sana, dompet ketinggalan.
Hari kededua: Capek-capek sampai di depan bank, buku rekening ketinggalan.
Dan semua karena lupa!
*Bertanya-tanya adakah nasabah seidiot ini di Jogja?
Serius deh \m/ *help meeee!
Beberapa faktor yang menyebabkan seorang-pikun-parah berhasil ditemukan, di antaranya:
1. Tidak fokus
2. Tergesa-gesa / gampang panik
3. Tidak ada space di otaknya
Beberapa bulan yang lalu, aku terjangkit pikun-akut. Seperti bocah ling lung, yang selalu berhasil meninggalkan apa pun di kelas. Lucunya, seringkali ditemukan oleh teman yang sama.
Meggy: "Nut, ini agendamu?"
Nut: "Iyeee... lho, kok di kamu?"
Meggy: "Nut, ini bukumu?"
Nut: "Walah! perasaan udah aku masukin tas lho.."
Meggy: "Nut, aku nemu lagi note, aku buka eh lagi-lagi punyamu kamu.."
Nut: *Nyengir polos bercampur memuja-muja seolah melihat malaikat turun bersayap.
Lalu, akhirnya, sebuah note-baru-garis-garis-keren RAIB.
Nut: "Meg, liat note-ku kagaak?"
Meggy: "Wah kali ini aku ga' nemu Nut..."
Nut: "Hadooooh, dimana yaa?" *mulai frustrasi.
Atau seperti minggu lalu, ditemani temanku, si Yoah, aku berangkat membeli modem di Jogja Tronik. Sok paham, aku angguk-anggukan kepala saat mbak penjual menginstruksikan cara aktivasi modem dan kartunya. Sesampainya di kos: LUPA! --apa yang dikatakan Mbaknya tadi--
Nut: Kowe tadi hapal ora userid yang dibilang Mbaknya?
Yoah: Ora... kowe seeh, kebanyakan makan.
Nut: Susah nih. Aku gaptek sih.
Yoah: Mending Nut, kowe gaptek, aku butek..
Nut: Apaan?
Yoah: Buta teknologi..
Nut: *Siiiiing
Terpaksa kembali ke Jogjatronik, malam-malam yang dingin dan melelahkan. Si Mbak tersenyum, ia berkata, "di kartu ini udah ada Mbak, instruksinya... Nah, nomor yang baru ini yang dimasukin.."
Jadi sesederhana itu dan aku tidak paham maksud mbaknya tadi siang.
Insiden di atas tidak seberapa heboh. Yang menyedihkan saat insiden ATM, mengguncang harinya. Betapa tidak, aku tidak menyangka kebegokan-ku melebihi standar yang berlaku. Jadi singkatnya aku punya dua kartu atm. Sebut saja Bank Beib dan Bank Beop. Bank Beib adalah bank utama penyalur dana finansial mahasiwa begok, sedangkan bank Beop, bank cuma-cuma yang dermawan bagi-bagi uang. Berjalanlah aku ke bank Beop, niat mengecek saldo siapa tahu kaya mendadak.
Masukkan kartu ke mesin atm > kartu ditelen > password dipencet > cek deh!
Namun, kebegokan yang ada kambuh, fokus pada ponsel --sandi ATM Bank Beop disimpan di phone-book--tiga kali isi sandi GAGAL.
What's wrong?
Sudah mulai emosi, menuduh mesin atm Bank Beop payah, mengeluarkan kartu dan.. terpana. *Siiiiing
KARTU YANG DIMUNTAHKAN KEMBALI ADALAH KARTU BANK BEIB!
Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!
Dengan naluri lembut, menyangka telah masukkan ATM yang benar dengan password yang sesuai, akhirnya sukses KARTU DIBLOKIR.
*Makan apa Tuhan habis ini???
Terhuyung-huyung, aku harus kembali menanggung resiko ngurus ATM ke Bank Beib.
Hari pertama: Hampir naik bus ke sana, dompet ketinggalan.
Hari kededua: Capek-capek sampai di depan bank, buku rekening ketinggalan.
Dan semua karena lupa!
*Bertanya-tanya adakah nasabah seidiot ini di Jogja?